Hello Everyone...Berjumpa lagi di artikel saya😊, Nah kali ini saya akan membahas OKR dan SMART dalam menentukan goals dalam bisnis.
OKR adalah singkatan Objectives dan Key Results. Yang berarti cara menentukan tujuan (goal-setting) dan apa tolak ukur (metrics) yang mengukur pencapaian tersebut.
1. Menentukan OKR
OKR terdiri dari O (Objective) dan KR (Key Results), dalam menentukan objective disarankan untuk menggunakan kata – kata yang menginspirasi agar menjadi motivasi yang dapat memacu tim untuk melakukan hal yang terbaik untuk mencapai target perusahaan.
Sebagai contoh, bayangkan ketika seorang leader tim memberikan perintah untuk menaikkan omzet dengan mengatakan “target omzet naik 10%” bandingkan dengan leader berkata “untuk meningkatkan penghasilan kita, target omzet kita naik 10%”. Mana yang lebih menarik? Tentu dengan iming-iming gaji naik sebagai motivasi karyawan untuk memenuhi target perusahaan.
2. Transparan dan mudah dimengerti
OKR disusun agar semua pihak mudah mengerti dan menjunjung tinggi transparansi. Ada guideline yang jelas dalam bekerja ketika OKR diterapkan, sehingga memudahkan tim dalam memantau sejauh mana usaha yang telah dilakukan dengan target yang sebelumnya telah dibuat. Evaluasi tersebut akan secara rutin dilakukan. uniknya, yang memberikan penilaian adalah diri kita sendiri sejauh mana usaha yang kita sudah lakukan dalam kurun waktu yang telah disepakati.
Selain itu juga usaha yang karyawan lakukan akan tercatat dan termonitor secara transparan sehingga seluruh tim dan manajemen dapat mengetahui kinerja karyawannya.
3. Kapan Saatnya menggunakan OKR?
OKR sebaiknya diterapkan ketika karyawan pada sebuah perusahaan masih sedikit, untuk nantinya akan menjadi sebuah budaya yang mengakar agar diikuti oleh karyawan -karyawan baru. Dengan adanya OKR proses meeting evaluasi menjadi lebih cepat dan tidak bertele – tele sehingga lebih efisiensi waktu.
Hasil yang dapat dirasakan setelah menerapkan OKR juga tidak instan. Ada yang butuh waktu enam sampai 12 minggu untuk dapat merasakan hasilnya. Ada juga yang sampai berbulan – bulan untuk dapat merasakan hasilnya, tergantung pada mindset karyawannya dan juga tools – tools yang digunakan.
OKR sendiri telah diterapkan di perusahaan – perusahaan besar, seperti Google, Adobe, Intel, LinkedIn dan Twitter yang telah terbukti mampu membawa perusahaan – perusahaan tersebut berada di puncak. Oleh karena itu kini saatnya perusahaan – perusahaan Indonesia mengadopsi konsep OKR agar dapat bersaing dengan perusahaan – perusahaan internasional.
Kita sudah membahas tentang OKR dalam bisnis,setelah itu kita akan membahas apa itu SMART dalam bisnis
SMART merupakan kependekan dari Specific, Measurable, Achievable, Relevant dan Timebound. Metode ini muncul pertama kali saat management review di tahun 1981 oleh George T. Doran. Saat ini SMART digunakan oleh berbagai perusahaan-perusahaan di dunia untuk mencapai tujuan bisnis mereka. Harapannya dengan menggunakan metode SMART mereka dapat lebih terarah untuk mencapai target yang ingin diraih.
Metode SMART Goals Untuk Mencapai Tujuan!
-
Specific (Spesifik/Khusus)
Saat kamu memiliki target ataupun rencana kamu perlu menetapkan target yang spesifik. Buat target secara detail, jelas dan dapat dipaparkan dengan baik. Artinya suatu target yang secara khusus, bukan target yang dapat ditentukan secara umum. Seperti contohnya:
Target Umum : Saya harus lebih sering melakukan investasi
Target Spesifik : Saya harus melakukan investasi agar memiliki rumah dalam 5 tahun yang akan datang
-
Measurable (Terukur)
Apabila kamu sudah menentukan tujuan secara spesifik, maka langkah selanjutnya adalah mengukur progress dari tujuan spesifik yang sudah kamu buat. Apakah kita bisa melihat kita semakin dekat dengan tujuan atau tidak. Guna dari adanya Measurable juga untuk melihat dan menentukan langkah selanjutnya dari fakta-fakta yang sudah ada.
goal / tujuan harus bisa diukur untuk memperlihatkan progress ke tujuan yang akan dicapai
Contoh : Saat kamu mempunyai target untuk memiliki rumah dalam waktu 5 tahun, maka kamu perlu menentukan nominal dana yang harus disisihkan setiap bulannya. Apabila target rumahnya seharga Rp 500 juta artinya setiap bulan kamu harus menyisihkan dana ± Rp 8,4 juta untuk mencapai Rp 500 juta. Ini target yang measurable karena kita dapat melihat apakah kita semakin dekat dengan tujuan dana Rp. 500 juta atau tidak dari waktu ke waktu.
-
Achievable (Dapat Tercapai)
Pada poin ini kamu juga perlu mengetahui bahwa target yang telah kamu tentukan tersebut dapat dicapai (Achievable) artinya target ini tidak boleh terlalu mudah, tetapi juga tidak boleh terlalu sulit.
Dengan adanya Achievable ini, kamu dapat menilai apakah tujuan yang telah kamu buat tersebut dapat dicapai atau tidak. Apabila tidak, maka kamu bisa menetapkan tujuan lainnya.
Contoh : Kamu melakukan investasi 10% per bulan dari total pendapatanmu, target yang telah kamu buat adalah 20% per bulan. Karenanya, untuk membuat target tersebut lebih Achievable kamu perlu mempertimbangkan dengan baik agar sesuai kemampuan kamu dengan menetapkan targetnya secara bertahap mulai dari 12% pada bulan ini, 14% pada bulan depan dan seterusnya.
-
Relevant (Sesuai)
Saat kamu membuat target kamu perlu memilih target yang relevan artinya jika target tersebut tercapai, target tersebut tentu akan memiliki dampak terhadap yang lainnya.
Contoh : kamu ingin memiliki tabungan pendidikan untuk anak nanti, dengan asumsi biaya pendidikan anak yang meningkat 15% per tahun, artinya kamu perlu set tujuan investasi kamu dengan investasi yang dapat memberikan bunga minimal 15% per tahun.
Saat target yang sudah ditetapkan relevan, maka tentu akan menjawab semua pertanyaan yang ada seperti apakah target ini dapat diperjuangkan? Apakah target ini sesuai dengan kebutuhan dan target lainnya? Apakah targetnya sesuai dengan waktu yang tepat?
-
Timebound (Batas Waktu)
Jika kamu memiliki tujuan tentunya kamu harus menetapkan batas waktu dalam mencapai tujuan/goal milikmu itu. Batas waktu ini yang realistis diperlukan agar dapat terfokus dan dapat mempersiapkan sumber dana yang diperlukan sedini mungkin.
Contoh : Kamu ingin memiliki portofolio investasi dalam waktu 3 tahun kedepan, maka kamu perlu mempersiapkan dari sekarang hal-hal yang diperlukan untuk mendukung kamu memiliki portofolio tersebut sesuai dengan batas waktu yang telah ditetapkan.
Hello Everyone...
Berjumpa lagi di artikel saya😊, Nah kali ini saya akan membahas CDJ (Customer Decision Journey) McKinsey yang dijalankan dengan sebuah chanel interaksinya dalam sebuah marketing funnel atau sales funnel untuk kelancaran usaha/pun bisnis agar terencana dengan baik. Buat kalian yang belum tau apa sih CDJ itu? CDJ adalah sebuah model yang menggambarkan proses bagaimana konsumen melakukan keputusan dalam membeli suatu produk. Konsep CDJ ini adalah konsep baru yang di kembangkan McKinsey pada tahun 2009 dan sampai sekarangpun konsep CDJ ini masih di gunakan oleh banyak perusahaan karena bagi para pelaku usaha konsep ini menjadi keunggulan mereka.
Apakah CDJ McKinsey berbeda dengan Marketing/Sales Funnel? Berbeda karena Marketing/Sales Funnel adalah visualisasi dalam bentuk corong. Jadi, marketing funnel bisa mencakup dua hal penting yaitu :
→ Bisa menjelaskan aspek kuantitas atau jumlah target pasar
→ Marketing funnel juga sekaligus menjelaskan CDJ secara deskriptif
Nah, bagian jumlah itulah yang tidak tercover dalam CDJ. Sedangkan CDJ hanya fokus pada menggambarkan pada proses yang ditempuh calon pelanggan dalam mengenal, mencari tahu lebih dalam, membeli produk, hingga akhirnya menjadi pelanggan tetap(loyal customer). Dengan begitu kita tau pasti selalu ada proses dan tahapan yang akan dilakukan oleh konsumen untuk melakukan pembelian yang sebenarnya dengan sebuah siklus yang berulang. Berikut adalah urutan dari siklusnya :
1. Trigger →2. Initial Consideration Set→3. Active Evaluation→4. Moment of purchase→5. Post purchase→6. Post purchase experience→ 7. Loyalty loop
Selanjutnya ada Initial Consideration Set, yaitu pasti dari kelebihannya, dan bertanya tanya berapa market yang sesuai dengan kebutuhannya. Pasti setiap bisnis banyak pesaingnya,maka dari itu saya mempunyai cara atau trik yang akan saya lakukan sendiri dan beda dengan toko lain. Saya punya fasilitas yang baik, pelayanan yang baik, memiliki banyak produk yang variannya banyak dan ada kupon buy 1 get 1 bila memesan via aplikasi Grabfood ataupun Gofood.
Active evaluation yang artinya konsumen ini menetapkan beberapa pilihan. Dalam hal ini pasti konsumen akan menganalisis secara detail dan akan mengevaluasi pilihan produk. Contoh : saya akan menjalankan bisnis soal harga pasti banyak pesaingnya. Namun,jika banyak harga bersaing dengan usaha minuman yang lain saya memiliki keunggulan dengan memberikan harga yang terjangkau dan memberikan promo buy 1 get 1.
Tahap
selanjutnya ada Momen of purchase, yang di maksud tahap ini adalah momen ketika
pelanggan berinteraksi dengan merk dagang, produk atau layanan untuk membentuk atau
mengubah kesan tentang merk,produk, layanan tersebut. Contohnya: saat konsumen
sudah tertarik dengan produk yang saya jual rasanya enak dan beda dari yang lain maka dari situ konsumen pertama kalinya membeli dan merasakan produk yang saya jual.
Post purchase, ini adalah tahapdimana konsumen merasa puas dengan apa yang dia belinya atau tidak. Contohnya ketika konsumen merasakan minuman Signature drink yang saya jual memang enak maka untuk pertama kali nya konsumen akan merasakan puas dan merasa bahwa minuman Signature drink adalah pilihan terbaik.
Post purchase experience dan Loyalty top. Dalam tahap ini adalah dimana konsumen merasa puas dan senang dengan produk yang di belinya. Sesuai dengan harapan konsumen tersebut dan sesuai ekspektasi. Maka dari itu konsumen akan menjadi langganan kita atau pelanggan tetap.
Sampai disini pembahasan saya kali ini, sekian dan terimakasih😊SEE YOU GUYS!!
→Pembuatan artikel ini adalah sebagai tugas mata kuliah Kewirausahaan dari kampus Institut STIAMI yang di bimbing oleh bapak Endra Marsudi, B.Ag., MBA←
Hello everyone......
Berjumpa lagi di artikel saya😊, Nah kali ini saya akan membahas memulai usaha dengan menggunakan BMC (Business Model Canvas). Buat kalian yang masih belum tau apa sih BMC itu? BMC adalah suatu strategi manajemen yang digunakan untuk merancang perencanaan bisnis perusahaan berdasarkan proposisi nilai perusahaan, produk, infrastruktur, pelanggan, dan keuangan. Jadi, dengan adanya BMC ini kita lebih mudah untuk memulai usaha karena sudah tersusun strateginya.
Berikut adalah 9 elemen yang terdapat dalam Business Model Canvas pada usaha minuman yang saya buat serta penjelasan dalam penerapan kegiatan usahanya.
Dari gambar diatas itu adalah BMC usaha Signature Drink " Say Hello " karena kebetulan saya akan franchisee usaha minuman Signature Drink tersebut. Jadi saya buat BMC nya yang akan sesuai dengan perencanaan usaha saya. BMC ini memiliki 9 elemen yaitu :
1. Customer Segments (Segmentasi Konsumen)
Elemen pertama yang harus kalian miliki dalam memulai bisnis model kanvas ini adalah menentukan segmen pelanggan mana yang akan menjadi target bisnis.
Sesuai pada gambar diatas, target pelanggan saya adalah Penghuni rumah susun rorotan, karyawan proyek sekitar rorotan-malaka, pegawai kantor, mahasiswa/i, anak sekolah, dan semua kalangan. Karena tempat usaha yang akan saya jalani kiosnya tepat berada didepan Rusun Rorotan dan lokasi tersebut sangat strategis untuk memulai usaha.
2. Value Proposition (Proposisis Nilai Konsumen)
Elemen ini adalah sekat yang merupakan keunggulan produk, apa saja sesungguhnya poin-poin yang dapat mendatangkan manfaat yang ditawarkan perusahaan bagi customer segment-nya.
Sesuai pada gambar diatas, Ada beberapa keunggulan pada produk usaha Signature Drink saya yang membuat beda dari minuman lainnya diantaranya :
→ Harga sangat terjangkau
→ Memiliki 8 varian rasa minuman
→ Memiliki 2 varian topping
3. Channels (Saluran)
Channel atau saluran adalah bagaimana kalian dapat menyampaikan produk kalian sehingga dapat dikenal oleh konsumen.
Untuk meyampaikan usaha Signature Drink saya dengan cara 2 hal, yaitu :
→ Dipromosikan melalui tim franchisor Signature Drink " Say Hello "
→ Order via WhatsApp, Instagram, Facebook, Gofood dan Grabfood.
4. Revenue Streams (Sumber pendapatan)
Revenue Stream merupakan bagian yang paling penting, di mana kita dapat memperoleh pendapatan dari pelanggan.
Sesuai dengan gambar diatas saya mendapatkan sumber pendapatan yang diterima dari Modal pribadi dan dari hasil transaksi penjualan menu minuman yang dipesan baik itu secara langsung ataupun secara online. Selain itu saya juga mendapatkan hasil dari mengiklankan produk dari iklan brosur, pamflet dan banner.
5. Key Resource (Sumber Daya)
Generasi milenial yang aktif di media sosial pasti udah tau banget nih siapa sih Lizzie Parra?Yappp, Lizzie Parra adalah seorang Beauty Influencer sekaligus Entrepreneur muda nih guys, Lizzie telah sukses membangun bisnis kosmetik yang dilabeli dengan nama By Lizzie Parra (BLP). Yuk kita bahas kisah menariknya dan mengupas tuntas kunci sukses by Lizzie Parra.
Bagaimana kisah awal Lizzie Parra dari yang tadinya hanya seorang Beauty Influencer hingga menjadi Entrepreneur muda?
Lizzie mengawali karirnya sebagai make up artist dan semakin dikenal juga dengan Influencer didunia kecantikan. Lizzie juga pada awalnya tak langsung memikirkan untuk membuat sebuah lini kosmetik. Sebagai makeup artist, ia justru sempat bermimpi untuk memiliki studio kecantikan dan tim makeup sendiri.
Namun, seiring berjalannya waktu ia mulai tertarik untuk membuat sebuah label kosmetik indie dan melakukan riset. Selain itu, kegemarannya di bidang marketing, public relations dan branding membuatnya semakin yakin menjalankan bisnis kosmetik seperti saat ini. Pekerjaannya di salah satu perusahaan kecantikan internasional pun ditinggalkannya demi meraih mimpinya memiliki label sendiri. Meski merasa bisnis kosmetik adalah sesuatu yang menantang, namun beban tersebut menurutnya menjadi tak terlalu berat karena ia sangat mencintai kosmetik. Ditambah lagi, Lizzie merasa senang memiliki tim yang solid dan bisa membantunya meraih mimpi.
Produksi adalah salah satu tantangan berat yang dihadapi Lizzie. Karena bekerjasama dengan empat manufaktur, Lizzie dan timnya harus bersedia bolak-balik ke sana kemari untuk mengurusi stok produk BLP. Dengan kerjasama yang dibangun dengan empat manufaktur, Lizzy dan tim BLP juga harus memastikan produk-produk yang dihasilkan punya standar yang sama.
Seiring berkembangnya industri kecantikan, kosmetik lokal indie juga semakin bermunculan dan persaingan semakin ketat. Lizzie sendiri tak memungkiri kemunculan banyak kompetitor dan label yang punya pergerakan lebih masif. Namun, ia memilih fokus pada internal dan pengembangan produknya ketimbang merisaukan munculnya para pesaing.Ia mengaku lebih suka merangkul sesama label kosmetik lokal lainnya untuk memajukan industri kosmetik Indonesia. Apalagi, kata dia, perkembangan industri kosmetik menjadi salah satu bidang yang difokuskan oleh Kementerian Perindustrian.
Nah, selanjutnya kita bahas kunci sukses by Lizzie Parra
Pertama, melakukan riset dan berinovasi mengikuti perkembangan zaman agar tau dalam melakukan modifikasi produk sesuai dengan kebutuhan yang ada dan mengikuti trend.
Kedua, membangun bisnis dengan tim yang solid yang menjadi hal utama dalam berbisnis karena dengan tim yang baik bisnis bisa berjalan dengan lancar.
Ketiga, Lizzie Parra menganjurkan untuk terus berdoa dalam setiap hal yang berhubungan dengan bisnisnya. Bahkan ia mewajibkan semua timnya untuk berdoa sebelum memulai event yang mereka selenggarakan agar terus bersyukur.
Pesan dari saya, untuk kalian yang ingin memulai bisnis dibidang apapun jangan takut untuk memulai, karena disetiap prosesnya akan menjadi cerita yang indah dan bisa dibanggakan. Jatuh bangunnya usaha yang kalian jalani akan membuah kan hasil yang baik karena kesuksesan bisa diraih tanpa latar belakang apapun yang terpenting bagaimana kalian memanfaatkan peluang yang ada dan fokus pada tujuan kalian untuk menjadi seorang Entrepreneur muda.
→Pembuatan artikel ini adalah sebagai tugas mata kuliah Kewirausahaan dari kampus Institut STIAMI yang dibimbing oleh bapak Endra Marsudi, B.Ag., MBA←